Surat-surat Paulus ditulis untuk orang-orang yang telah mengenal 'kerugma' itu; karenanya setiap rujukan ke situ hanya bersifat kebetulan dan mengingatkan. Ada dua penunjukan yang luar biasa dalam 1 Korintus. Dalam 1 Korintus 15:3 dan ayat-ayat berikutnya, Paulus mengingatkan pembacanya tentang berita yang pemberitaannya telah membawa keselamatan kepada mereka. "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih 500 saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul...." Dengan merumuskan berita itu secara demikian, Paulus berkata bahwa ia sendiri menerimanya dari orang lain (Yunani 'parelabon') sebelum ia dalam gilirannya meneruskannya ('paredôka') kepada jemaat Korintus. Dalam hubungan ini adalah dugaan yang baik, bahwa Paulus memanfaatkan sebaik-baiknya masa dua minggu ia bersama Petrus, yaitu ketika ia pergi ke Yerusalem untuk mengunjunginya ('historêsai') kira-kira tahun 35 Masehi.
Rangkuman ini, sekalipun singkat, namun mengandung lebih banyak daripada suatu penjumlahan semata-mata dari "kejadian-kejadian apa adanya" tentang kematian seseorang, penguburan-Nya, kebangkitan-Nya serta penampakan-Nya kepada sejumlah orang yang mengenal-Nya. Kejadian-kejadian ini ditafsirkan: orang yang dipersoalkan adalah Mesias orang Yahudi yang telah diharap-harapkan (Kristus). Kematian-Nya dalam arti tertentu diderita bagi dosa-dosa orang lain, dan baik kematian-Nya maupun kebangkitan-Nya, keduanya adalah sesuai dengan maksud Allah yang dinyatakan dalam Kitab-kitab Suci orang Yahudi.
Penunjukan yang lain dalam surat ini ditandai oleh dua kata kerja yang sama -- 'parelabon', "Aku menerima dari tradisi" (suatu tradisi yang kembali hingga kepada Tuhan sendiri), dan 'paredôka', "Aku teruskan". Di dalam pemberitaan itu Paulus mengingatkan para pembacanya akan suatu kejadian yang terjadi pada malam pengkhianatan atas "Tuhan Yesus" -- penetapan-Nya akan suatu perbuatan memecah-mecahkan roti dan minum anggur sebagai peringatan bagi-Nya, suatu perbuatan yang, kata Paulus, harus diulangi oleh orang Kristen, yang dengan demikian akan "memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang". Anak kalimat yang terakhir ini memberi kesan bahwa cerita itu belum selesai; paling sedikit satu kejadian masih ketinggalan untuk menggenapinya.
Dari penunjukan-penunjukan yang kebetulan di dalam surat yang sama, kita mengetahui bahwa kematian Mesias mengambil bentuk penyaliban, suatu perbuatan yang terbukti menjadi batu sandungan bagi banyak orang yang mendengar cerita Injil. Dari Surat-surat Paulus yang lain kita menyimpulkan bahwa Yesus dilahirkan sebagai Yahudi dan hidup di bawah hukum Taurat Yahudi, bahwa Ia bukan hanya keturunan Abraham, tapi juga anggota dari wangsa kerajaan Daud, bahwa kematian-Nya adalah kematian yang khas sesuai hukum Romawi oleh penyaliban, namun beberapa tanggung jawab itu terletak juga para pemimpin Yahudi.
Dari 1 Timotius 6:13 kita ketahui Ia berdiri di hadapan Pontius Pilatus dan "mengikrarkan ikrar yang benar", sekalipun menurut 2 Timotius 4:1 Ia sendiri adalah Hakim yang ditunjuk Allah, yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Pada waktu Paulus menulis, orang percaya bahwa Kristus ditinggikan di sebelah kanan Allah (suatu ungkapan yang menunjuk kembali kepada Mazmur 110:1). Karena Ia adalah Hakim yang ditunjuk oleh Allah, maka "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus."
Penghakiman nampak dikaitkan dengan penampilan Kristus pada masa yang akan datang, suatu kejadian yang akan disertai oleh kebangkitan orang mati yang percaya, dan penerimaan hidup yang tidak dapat mati oleh mereka yang hidup pada waktu itu, pada suara sangkakala yang terakhir. Bahwa 'kerugma' Paulus berisi beberapa berita tentang penyempurnaan kelepasan ilahi di dalam 'parousia' Kristus adalah jelas, umpamanya, ketika ia menulis kepada petobat di Tesalonika dengan mengingatkan mereka kepada pertobatan mereka, sebagai berikut: "Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang." Unsur eskatologis ini sama tetapnya dalam 'kerugma' Perjanjian Baru seperti peranannya yang besar dalam berita nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.
Paulus bertetap hati, bahwa fakta asasi Injilnya adalah sama dengan dasar yang diberitakan oleh rasul-rasul yang lain. Justru tidak mengherankan menjumpai dalam 1 Petrus peristiwa yang sama yang disajikan sebagai asas 'kerugma'; kematian dan kebangkitan Yesus yang adalah Mesias, ditinggikan-Nya hingga di sebelah kanan Allah, kemuliaan-Nya yang masih akan dinyatakan -- semuanya disajikan sebagai pemenuhan nubuat Perjanjian Lama dan sebagai asas bagi penerimaan keselamatan. Penulisnya yang menegaskan sebagai saksi dari sengsara Mesias, memperluas kejadian-kejadian yang menyelamatkan, terlebih-lebih sikap Kristus dalam kesengsaraan dan kematian-Nya yang tidak seharusnya diderita. Hal itu semuanya dilakukan dengan cara demikian seolah-olah untuk mengulangi gagasan -- barangkali di beberapa tempat bahkan bahasanya juga -- tentang pemberitaan rasuli yang sederhana.
Penulis Perjanjian Baru yang ketiga, yaitu penulis Surat Ibrani, berpendapat bahwa para pembacanya memiliki pengetahuan yang seragam tentang fakta-fakta asasi yang sama.
Dalam pemberitaan tertua itu, seperti dipantulkan dalam Surat-surat Paulus dan Surat-surat Perjanjian Baru lainnya, kita dapat membedakan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Allah telah mengunjungi dan menyelamatkan umat-Nya dengan mengutus Anak-Nya Mesias, pada waktu pemenuhan maksud-Nya yang dinyatakan dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama.
b. Mesias datang, seperti dinubuatkan datang dari bangsa Israel, dari suku Yehuda, dari wangsa Daud, di dalam diri Yesus dari Nazaret.
c. Seperti dinubuatkan oleh para nabi, Ia mati untuk dosa-dosa manusia di atas kayu salib, dikuburkan, dan --
d. Bangkit lagi sesudah tiga hari, seperti banyak "saksi mata" dapat membuktikannya (kesaksian pribadi dengan melihat ini ditekankan secara khas).
e. Ia ditinggikan di sebelah kanan Allah, dan dari sana -- f. Ia mengutus Roh-Nya kepada mereka yang percaya kepada-Nya.
g. Ia sendiri kelak akan kembali untuk menghakimi semua manusia dan menggenapi karya penyelamatan-Nya.
h. Atas dasar peristiwa-peristiwa ini, pengampunan dosa dan "hidup pada masa yang akan datang" ditawarkan kepada semua orang yang bertobat dan percaya kepada kabar baik; dan mereka yang percaya dibaptiskan dalam nama Kristus dan dibentuk menjadi suatu persekutuan yang baru, gereja Kristen.
Sumber:
BP, Sarapan Pagi