Jumat, 12 Oktober 2007

Seniman Lukis Laki² itu (nggak) semua Impoten

Salam Sejahtera,

Pada suatu hari aku berbincang-bincang dengan teman baikku, Abdul. Topik pembicaraan kita kali ini adalah masalah pornografi yang sekarang sedang marak diperbincangkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, dimana banyak Pro & Kontra tentang pornografi dari prostitusi sampai RUU Pornografi dan Pornoaksi oleh pemerintah. Aku memulai komentarku tentang arti dari pornografi sendiri yang menurutku jika dilihat dari etimologi nya berarti sesuatu baik itu gambar, video, maupun aksi yang membuat orang lain meningkat gairah birahi sehingga menyebabkan orang tersebut ingin melakukan hubungan seks seperti yang telah dilihatnya. Abdul pun setuju dengan pernyataanku, dan dia menyatakan bahwa di Indonesia hal tersebut sangat mudah ditemui dan bahkan masyarakat tidak lagi menganggap hal tersebut tabu untuk diperbincangkan.

Lalu topik pembicaraan kita beralih ke persoalan yang beberapa tahun lalu diperbincangkan oleh masyarakat umum, yaitu tentang foto artis ibukota yaitu Anjasmara dan seorang model bernama Isabella yang berfoto (setengah) bugil. Foto tersebut pernah membuat kontroversi di kalangan masyarakat bahkan organisasi-organisasi pembela agama pun secara ekstrim menentang dan memprotes foto tersebut karena perkataan sang fotografer. Fotografernya berkata bahwa itu bukanlah suatu pornografi melainkan hanyalah sebuah ekspresi seni.

Lalu Abdul memberikan contoh-contoh lain tentang seniman yang membuat foto/lukisan bugil dan berkata bahwa itu hanyalah sebagian dari kebebasan berekspresi untuk seni. Dia pun meminta pendapatku apakah foto/lukisan semacam itu termasuk pornografi atau bukan. Aku pun berpendapat bahwa foto-foto dan lukasan-lukisan itu bisa membuat birahiku meningkat sehingga bisa dibilang itu termasuk pornografi dan tidak ada seninya, aku berkata seperti itu karena aku tidak mengerti sama sekali tentang seni rupa semacam itu.

Abdul pun bertanya mengapa para seniman tersebut berkata bahwa itu adalah seni. Dan pernyataan yang membuat aku kaget dan tercengang, Abdul berkata bahwa semua seniman lukis laki-laki itu impoten. Karena gambar yang jelas-jelas membangkitkan birahi seseorang malah dibilang sebagai sebuah seni. Aku bingung dengan pernyataan Abdul dan aku pun mendebatnya bahwa memang itu adalah kebebasan ekspresi seni, sebuah pernyataan yang plin-plan menurutku.

Akhirnya setelah berdebat sekian lama kami berdua menarik sebuah kesimpulan bahwa "(nggak) Semua Seniman Lukis Lelaki itu Impoten".

Bagaimana menurut anda ?