Sabtu, 17 November 2007

Markus dan Injilnya



KITAB MARKUS


Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M


Latar Belakang
~~~~~~~~~~~~~~

Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.


Tujuan
~~~~~~

Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.


Survai
~~~~~~

Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27-9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.


Ciri-ciri Khas
~~~~~~~~~~~~~~~

Empat ciri utama menandai Injil Markus:

(1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);

(2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;

(3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".

(4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.



PENULIS INJIL MARKUS


Berita mengenai karya pelaksanaan Yesus ini, yang terpendek dan paling sederhana dari berita semua Injil, menurut tradisi dikumpulkan oleh Yohanes Markus dari Yerusalem, yang sebagai orang muda beberapa kali menyertai Paulus, Barnabas dan Petrus. Dugaan modern mengatakan juga Filipus sang penginjil.

Pernyataan paling dini tentang asal mula Injil ini, ialah yang diberikan oleh Papias. "Markus, penerjemah Petrus, dengan teliti menuliskan semua yang diingatnya, baik ucapan maupun perbuatan Yesus, tapi tidak berurutan, sebab dia bukan pendengar langsung dan tidak ikut menyertai Yesus. Tapi di kemudian hari, seperti sudah dikatakan, Markus menemani Petrus, dan rasul ini berusaha menyadur ajarannya sejauh diperlukan, tapi tidak seolah-olah hendak mengumpulkan ucapan-ucapan Yesus. Maka Markus tidak membuat kesalahan waktu ia menuliskan hal-hal yang dia ingat; lagipula dia memusatkan perhatiannya kepada ihwal - jangan sampai dia meninggalkan satu pun dari yang sudah dia dengar, atau memasukkan suatu kesaksian palsu ke dalam beritanya."

Kira-kira satu generasi kemudian, keterangan Papias ini (yang hidup kira-kira tahun 140 Masehi) diperkuat dalam pengantar Injil Markus yang dimaksudkan untuk melawan Marcion dalam Irenaeus. Pengantar Injil Markus melawan Marcion - sayang hanya sebagian yang masih tinggal - menyebut Markus "si jari-buntung" ('kolobodaktulos'), sebab jari-jarinya kelihatan pendek dibandingkan anggota tubuhnya yang lain; ia penerjemah Petrus, dan sesudah Petrus pergi ia terus di Italia untuk menuliskan Injil-nya sampai selesai. Irenaeus mengingatkan akan Markus sebagai sudah tertulis, "tatkala Petrus dan Paulus memberitakan Injil di Roma dan mendirikan gereja di sana". Lalu ditambahkan, "Sesudah mereka pergi ('exodos'), Markus murid Petrus, sendiri menyerahkan kepada kami dalam bentuk tulisan sari pati pemberitaan Petrus". Jadi kedua penulis itu menganggap Injil Markus ditulis tidak lama sesudah Petrus mati, sekalipun di antara Bapak gereja di kemudian hari ada yang berkata bahwa Injil Markus ditulis waktu Petrus masih hidup.

Injil Markus kadang-kadang disebut "Injil Petrus" (harus dibedakan dari tulisan-tulisan bidat dengan judul ini atau yang mirip dengan ini di kemudian hari), pertama karena kesaksian penulis-penulis dari abad tadi; kedua, walaupun tangan Markus yang menulisnya, nada suara itu adalah nada Petrus, terbukti dari sifat kejadian-kejadian, pemilihan bahan dan cara menanganinya. Harus diakui bahwa semua hal ini dapat diterangkan satu demi satu dengan cara lain, namun bobot masing-masing adalah tinggi. Jadi tak mungkin sebutan itu hanyalah tradisi hampa, jika dianggap Injil ini sebagai catatan tertulis dari pemberitaan Petrus, yang aslinya diberikan kepada pelajar-pelajar katekisasi Kristen, baik di Roma atau di Timur Tengah, dan dipadatkan dalam bentuk tulisan, apakah pada saat sumber lisan telah meninggal, atau pada saat kematiannya sudah mengancam. Hal ini menempatkan tarikh penulisan Injil ini kira-kira pada paroan kedua abad pertama, mungkin antara kematian Petrus (65 Masehi) dan jatuhnya Yerusalem (70 Masehi), khususnya jika pasal 13 ditulis sebelum kejatuhan itu. Bagaimanapun juga, tarikhnya tak boleh lebih kemudian dari 75 Masehi, sebab Matius dan Lukas memakai Injil Markus sebagai sumbernya.

Ada ahli yang menyimpulkan bahwa Injil ini ditujukan kepada orang Roma (jika gereja Roma yang berpengaruh itu mendukung Injil Markus, maka dapat dimengerti mengapa Injil Markus segera diterima di mana-mana), atau ditujukan kepada bangsa-bangsa non-Israel. Tapi kesimpulan pertama mungkin dipengaruhi oleh nama Latin yang dipakai Markus, sebagai tambahan kepada nama Ibraninya Yohanes, dan pengaruh dari tempat asal Injil ini menurut tradisi. Jadi bukan berdasarkan penelitian empiris yang teliti tentang isi kitab itu. Dari tiap segi lebih berhak Injil Lukas dianggap sebagai Injil untuk bangsa-bangsa non-Yahudi; dan kendati Petrus-lah yang ditugasi Allah untuk menobatkan Kornelius, non-Yahudi itu, tapi secara umum Petrus diakui dalam gereja kuno sebagai rasul orang-orang bersunat, bukan rasul untuk non-Yahudi, seperti Paulus. Jadi tidak tepat mengatakan bahwa bentuk-bentuk ajaran Petrus secara khusus ditujukan kepada dan dicocokkan dengan pendengar non-Yahudi. Lagipula para pakar modern makin menunjukkan, bahwa semua Injil mempunyai ciri khas Yahudi, sekalipun Markus dengan saksama menerangkan kata-kata dan kebiasaan Yahudi, seolah-olah kepada pembaca non-Yahudi [ðððð]

-----------------------------------------------------------------------
Sumber:
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Yayasan Bina Kasih/OMF, cetakan ke-empat: Jakarta, Januari 1999.

Sarapan Pagi