Sabtu, 17 November 2007

Matius dan Injilnya



KITAB MATIUS


Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM


Latar Belakang
~~~~~~~~~~~~~~

Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.

Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk

(1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
(2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
(3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
(4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
(5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).

Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).

Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.


Tujuan
~~~~~~

Matius menulis Injil ini

(1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,

(2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan

(3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa

(1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.

(2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.


Survai
~~~~~~

Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).



Pasal 5-25 (Mat 5:1-25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:

(1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1-7:29);

(2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);

(3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);

(4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan

(5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1-25:46).


Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:

(1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1-9:38);

(2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1-12:50);

(3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1-17:27);

(4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1-26:46);

(5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47-28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.


Ciri-ciri Khas
~~~~~~~~~~~~~~~

Tujuh ciri utama menandai Injil ini.

(1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.

(2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.

(3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus

(a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
(b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).

(4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.

(5) Kerajaan Sorga\\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.

(6) Matius menekankan
(a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1-7:29);
(b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
(c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.

(7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).



PENULIS INJIL MATIUS


Di kalangan jemaat pertama, ada kebulatan pendapat bahwa Injil ini ditulis oleh rasul Matius dalam bahasa Ibrani (atau Aram) dan bahwa
Injil ini ditulis lebih dulu dari Injil-injil lainnya. Pandangan ini sekarang banyak ditentang oleh ahli-ahli. Alasan menentang pendapat ini ialah, pertama apakah seorang rasul yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kejadian-kejadian yang dicatat, toh akan mengambil bahan dari Injil Markus, yang penulisnya bukan rasul? Kelihatan ini kurang masuk akal. Tapi dijawab bahwa tulisan Markus dianggap berwibawa bahkan oleh rasul-rasul lain karena mencatat ajaran Petrus. Mungkin Matius telah memakai Injil Markus dengan mengubah dan memperbaikinya di sana-sini untuk menyesuaikannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
Alasan selanjutnya menentang pendapat Matius-lah penulisnya ialah, bahwa beberapa dari cerita, biasanya cerita tentang mujizat-mujizat,
dalam bahan-bahan yang khas Matius, dan beberapa ajaran, terutama ajaran yang menekankan eskatologi futuris, tidak mungkin berasal dari seorang rasul.

Ini adalah suatu masalah, tapi untuk menerima pendapat itu begitu saja berarti telah memberi jawaban yang terlalu pasti pada persoalan, sampai berapa jauhkah Injil Markus merupakan patokan dan apakah Injil-injil yang lain masing-masing dengan tekanan khususnya, tidak memberikan gambaran yang lebih lengkap daripada Injil Markus tentang perkataan dan perbuatan Yesus.

Papias (40-130 Masehi) mengatakan, "Matius menulis Logia dalam bahasa Ibrani dan setiap orang menafsirkannya menurut kesanggupannya." Jadi Papias menganggap bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Aram, suatu pendapat yang pada umumnya tidak dianut orang lagi, oleh karena Matius menggunakan Injil Markus dan Septuaginta (LXX). Orang-orang yang sependapat dengan Papias harus juga menganggap bahwa Injil Matius didasarkan pada suatu revisi menyeluruh dari naskah asli dalam bahasa Aram itu yang sering menunjuk kepada Injil Markus, dan hal ini sangat tidak mungkin. Jadi Papias harus dianggap salah tentang bahasa, tapi benar tentang penulis Injil Matius; atau menunjuk kepada sesuatu yang lain. Jika Papias tidak menunjuk kepada Injil Matius, apakah yang dimaksudkannya dengan 'Logia'?

Ada dua pendapat yang telah mendapat sokongan di kalangan ahli. Kemungkinan pertama ialah, Logia itu suatu kumpulan "kesaksian" atau
kutipan dari Perjanjian Lama, tapi hampir tidak ada bukti bahwa pernah ada kumpulan semacam itu dalam bentuk buku. Kedua, barangkali 'Logia' itu menunjuk kepada suatu kumpulan ucapan, dan jika memang begitu, dapat dikatakan bahwa ini adalah Q. Tapi tidak diketahui apakah Q adalah sumber yang tertulis atau lisan, dan kalau memang tertulis apakah naskahnya satu atau lebih? Apalagi istilah 'Logia' bukan hanya berarti suatu kumpulan ucapan. Dan dalam beberapa tulisan orang-orang Kristen zaman purba, dan mungkin juga oleh Papias sendiri, istilah itu dipakai dalam arti "Injil".

Nampaknya tidak dapat disangkal bahwa rasul Matius memang punya sangkut-paut dengan Injil yang memakai namanya, bukan dalam isi, tapi
dalam judul, yang barangkali diikatkan pada Injil ini pada permulaan abad ke-2. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang meluas pada waktu itu bahwa dialah penulisnya. Dia tidak cukup terkemuka untuk dianggap sebagai penulis Injil itu sekiranya penulisnya tidak diketahui.
Kenyataan bahwa ia disebut 'Matius' dan bukan 'Lewi' waktu ia dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya tidak dapat dipakai sebagai alasan yang kuat bahwa dialah penulisnya. Apa dan dalam bentuk apa sebenarnya hubungan rasul Matius dengan Injil ini tak dapat diketahui dengan tepat, tapi kalau bukan dia penulis Injil itu, besar sekali kemungkinan bahwa ia adalah seorang pemimpin dalam masyarakat di mana Injil ini lahir (masyarakat yang dimaksud barangkali adalah semacam sekolah katekisasi). Atau kalau bukan demikian, mungkin ia punya peranan penting dalam pengumpulan dan penurunan bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam Injil itu. Susunan yang sistematis dari Injil itu sering dianggap menunjukkan tanda-tanda pekerjaan seorang pejabat cukai. Bagaimana juga, penulis Injil ini mungkin berpikir tentang tugasnya sendiri waktu ia menulis, bahwa "setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harga yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

-----------------------------------------------------------------------
Sumber:
The New Bible Commentary - Revised, Inter Varsity Press:
London, © 1976

Sarapan Pagi